Minggu, 13 Desember 2009

Proses Menulis Buku Bahaya Alkohol

Semua penulis tahu bahwa brand name itu penting baginya. Brand name dikenali dari indikator buku-buku yang ditulis oleh seorang penulis. Asma Nadia dikenal lewat buku-bukunya yang berhubungan dengan wanita, Ali Muakhir dan Arleen Armijaya dikenal lewat kisah buku genre anak-anaknya yang khas, Enid Blyton lewat buku remaja bertema petualangan, Nur Sutan Iskandar dikenal dengan gaya bahasa novelnya yang khas.

Saya pernah ditanya Edy Zaqeus; founder milis penulis bestseller- soal tema buku yang saya tulis. Saya jawab bahwa saya senang menulis buku yang unik-yang belum pernah diterbitkan di Indonesia . Buku pertama saya tema perkawinan antarbangsa alhamdulillah cukup mendapat sambutan baik di pasar buku. Hingga memasuki cetakan kedua dan edisi revisi penerbit Erlangga. Buku kedua saya yang bertema resep sehat dan awet muda (Hidangan Favorit ala Mediterania) juga mendapat sambutan baik di pasaran. Saya melakukan riset pasar dari Yunani; melalui telepon. Hasilnya- di sebagian besar toko buku Gramedia di Jakarta buku tersebut sudah habis sejak bulan Pebruari (saat saya umumkan sayembara buku). Namun di beberapa daerah buku tersebut dikembalikan ke distributor sebab sudah masuk satu semester. Hasilnya ada calon pembeli yang mencari buku sudah tidak ada-kecuali mungkin bisa didapatkan di toko buku Mizan (MP Book Point).

Buku ketiga saya yang ditulis sejak akhir tahun 2007, terbengkalai naskahnya akibat mood yang naik-turun. Saya merasa mood menulis artikel daripada naskah buku. Akhirnya awal tahun 2009 naskah tentang Alkohol dan Cara Mencegah Kecanduannya selesai. Bisa cepat selesai sebab naskah buku ini didukung oleh sangat banyak teman-bahkan seorang Professor UGM jebolan Jepang juga saya jak untuk menulis bersama.

Buku tentang Bahaya Alkohol ini unik sekali. Sejak akhir 2007 saya minta bantuan teman yang kerja di perpustakaan CSIS. Saat saya datang ke Jakarta tahun lalu, saya temui beliau.dengan dua bundelan sangat tebal clipping Koran tahun 2003-2008 ditangannya. Isinya komplit; semua yang berhubungan dengan minuman keras di Indonesia . Dari mulai kasus kriminal, peredarannya, distribusi hingga korban oplosan dan miras import palsu. Membawa pulang ke Yunani - bundelan clipping yang beratnya 7 kilo terasa mubazir, sebab bumbu dapur lebih urgent untuk dibawa. Akhirnya saya baca satu bundelan di Jakarta di waktu senggang-saya tenteng dan bawa-bawa kemana-mana, agar sempat baca dimana saja. Satu bundel ditinggal di rumah ibu saya dan satu bundel lagi saya bawa ke Yunani. Gaya menghapal ala mahasiswa. Akhirnya saya bisa ingat semua isi satu bundelan itu.

Baca clipping Koran saja tidak cukup. Buku tentang alkohol dari berbagai penerbit di US dan UK saya order melalui amazon.com. Saya masuk milis-milis pecandu alkohol sejak 2007 (milis luar negeri Indonesia dan luar negeri Yunani). Saya juga menjadi participant observation di kelompok AA dan Alanon denan cara mengikuti dua kali pertemuan tertutup para pecandu dan keluarga pecandu alkohol di Athena. Mewawancarai penulis buku di Yunani yang juga menulis kisahnya tentang kecanduan alkohol-saya lakukan juga. Tidak cukup sampai disitu-setiap hari saya ikuti perkembangan kejadian di Indonesia yang berhubungan dengan miras. Bisa dikatakan korban oplosan hampir setiap bulan terjadi di Indonesia . Riset saya melalui yahoo answer Indonesia juga menemukan kasus yang cukup bikin shock. Semua saya tulis dalam naskah buku ketiga ini ( lima dari naskah buku yang sudah saya tulis).

Kontributor buku ini cukup banyak, rekan wartawan, masisir dan rekan-rekan penulis dari KOKI Zeverina saya ajak bareng. Mereka berasal dari berbagai daerah dan benua, semua bersedia membantu. Naskah buku ini juga berisi puisi sumbangan dari Saut Situmorang. Buku diramaikan juga dengan endorsemen dari mulai artis, selebritis, motivator, psikolog, ustad dan para dokter ahli. Walaupun pernah ditolak minta endorsemen dari teman sekelas di kampus UGM dulu- karena contoh naskah yang saya kirim masih mentah dan dianggapnya naskah buku saya isinya demikian. Hingga ke kata pengantar saya minta bantuan seorang penulis yang saya kagumi; Nursalam AR. Saya selalu simpan semua tulisannya di folder khusus inbox saya. Memang ada dua penulis Indonesia yang saya kagumi, Nursalam dan Damhuri Muhammad. Keduanya saya belum pernah bertemu muka, tapi setiap kata dan kalimat tulisan sastra mereka sangat enak membacanya (serasa makan lumpia Semarang).


Masalah ilustrasi juga penting bagi buku. Dimulai dengan kebutuhan foto untuk mendukung buku. Maka saya langsung minta bantuan ke Masisir melalui milis wordsmartcenter. Saya dapatkan foto amphorae untuk buku. Saya mulai mencoba memfoto minuman keras-mulai di lokasi supermarket setelah naskah mendapat kepastian diterima oleh penerbit di Indonesia . Setelah awal 2009 naskah ini saya kirim ke Hikmah dan ditolak dengan alasan tema tentang alkohol tidak popular di Indonesia. Saya hanya senyum membaca email penolakan tersebut. Akhirnya saya pakai gaya penulis luar negeri; yang mengirim contoh naskah ke beberapa penerbit sekaligus. Karena saya yakin naskah ini sangat kontemporer, unik dan dibutuhkan banyak orang Indonesia . Tidak sampai satu bulan saya mendapat respon positif dari penerbit Elexmedia-Gramedia. Bahkan ada dua penerbit yang minat menerbitkannya. Alhamdulillah!


Pengalaman lain, saya pernah tidak diizinkan memfoto di supermarket-hingga pindah ke supermarket lainnya. Syukurlah di salah satu supermarket dibolehkan memfoto sepuasnya. Seluruh jenis miras dan berbagai macam saya jepret bebas-bahkan termasuk harganya.J

Hasil foto sendiri yang memakai digital kamera kurang memuaskan dari segi art. Saya senang menikmati foto yang punya nilai art tinggi dan unik; biasanya foto jenis ini hasil jepretan kamera manual dengan macam-macam jenis lensa. Saya googlekan akhirnya ketemu wartawan foto yang lumayan hasilnya. Saya hubungi melalui email dan hasilnya respon positif- disumbangkan foto miras satu untuk buku kami.

Ide terakhir yang kemarin muncul dari benak saya, menampilkan foto yang indah dan unik. Saya mencari di flikcr dan riset hasil jepretan para fotografer manca negara. Ketika saya jatuh hati pada sebuah foto, saya langsung menjadikan fotografernya sebagaui kontak. Saya kirim pesan dan meminta bantuannya untuk menyumbang foto untuk buku kami. Hasilnya ada yang minta dibayar dan memberikan gratis. Hal ini membuat hari-hari saya terasa indah dan penuh semangat.

Kemarin saya mendapat jawaban dari email seorang fotografer professional asal Jerman. Dia bekerja di perusahaan advertising-agency. Dia biasa membuat foto untuk iklan. Hasil jepretannya sangat mengagumkan dan tekniknya sangat canggih. Dengan sukarela dia bersedia membantu saya. Bahkan bertanya ingin jenis miras apa yang dibutuhkan, dia akan membuat khusus foto untuk buku kami. Kemudian saya tanya di email kenapa dia sangat baik sekali memberikan gratis, padahal fotonya di Eropa harganya sangat mahal. Jawabnya singkat saja "Karena Anda orang yang sangat baik dan saya senang jika foto saya bisa tampil di belahan bumi lain (Indonesia)." Kemudian di email lain saya berterus-terang padanya bahwa saya pekewuh minta gratisan. Saya juga ungkapkan tentang dunia buku di Indonesia dan Eropa beda. Di Indonesia seorang penulis bukunya hanya djual sekitar 3-4 euro. Sedangkan di Eropa harga buku populer dijual kisaran 20-50 euro.

Tidak hanya dari seorang fotografer saja, saya juga mendapat kiriman file original foto dari fotografer lainnya. Dia seorang penulis juga dan juga guru. Dia berasal dari USA . Dia memang sangat baik dan sudah banyak membantu orang lain melalui foto-fotonya. Saya baru tahu hal ini, setelah membaca testimony di flikcrrnya pagi ini.

Pengalaman indah menulis yang membuat saya bahagia (semua pasti senang kalau dapat gratisan kan?:). Melalui menulis bisa mendapat banyak teman yang selalu membantu dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Karena saya juga selalu menanamkan dalam hati yang telah dioperasi pakai device amplatzar ini, bahwa semua manusia baik. Jika seorang individu merespon negative itu haknya. Yang terpenting niat, kerja keras dan pantang menyerah. Semua harus dilakukan dengan hati riang dan perilaku baik. Jangan sakit hati jika ditolak, dan tidak patah semangat.

Saya mohon doa dari rekan semua, agar buku yang akan terbit bulan Nopember 2009 nanti menjadi wujud buku yang saya idamkan. Selain tentu saja bermanfaat bagi semua. Saya yakin itu. Langkah selanjutnya upaya promosi buku, suatu hal yang sulit-sulit gampang.



Megara, 4 Juni 2009