Selasa, 13 Oktober 2009



Sejarah alkohol sama panjangnya dengan sejarah peradaban manusia. Para arkeolog menyebut bahwa minuman beralkohol muncul kali pertama di zaman peradaban Mesir Kuno. Kemudian, perkembangannya berlanjut pada periode Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Dari sinilah minuman alkohol terus berkembang dan menjadi bagian dari peradaban manusia.

Dari sejarah tadi bermunculanlah berbagai jenis minuman beralkohol di berbagai belahan bumi, masing-masing dengan kekhasan pembuatannya, yang tidak lepas dari budaya setempat. Dari sudut pandang sosiologi, minum keras di beberapa tempat Indonesia merupakan bagian dari adat istiadat masyarakat setempat. Misalnya budaya masyarakat Irian Jaya, Manado, Sulawesi, Sumut, Jawa, Bali dan beberapa daerah lain menggunakan minuman keras dalam acara ritual adatnya. Ritual adat ini menjadi pendorong anggota masyarakat mengkonsumsi minuman keras. Di bab II akan dipaparkan berbagai jenis minuman beralkohol di dunia, termasuk di Indonesia, untuk menambah khasanah pembaca.

Kemudian, jika ingin mengetahui soal pandangan agama dan kepercayaan tentang minuman beralkohol, Anda akan mendapatinya di bab III. Kami sadar, budaya masyarakat Indonesia berbeda dengan budaya barat. Karena itu, pendapat ahli agama di dunia pun berbeda-beda tentang boleh tidaknya meminum alkohol. Mengantisipasi hal ini, seorang sarjana agama yang sedang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Kairo mencoba menyumbangkan tulisan tentang sudut pandang agama Islam terhadap alkohol.

Alkohol adalah persoalan yang cukup dilematis. Sebab, minuman keras telah menjadi bagian dari adat istiadat pada beberapa tempat di Indonesia. Masyarakat Papua, Manado, dan Bali sering menjadikan minuman keras sebagai bagian ritual adat. Ritual adat ini salah satu yang mendorong anggota masyarakat mengonsumsi minuman keras. Tercatat, dari kebiasaan ini yang mengakibatkan kematian jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan! Seperti misalnya yang terjadi di Papua. Sudah ratusan orang tewas akibat minuman oplosan di sana. Sejak Januari hingga Agustus 2008, lebih dari 53 orang warga asal Pegunungan Tengah tewas akibat minuman keras.

Itu yang terjadi di Indonesia. Sementara di dunia barat sana, sudah jamak terjadi orang kecanduan minum alkohol. Mulai dari orang biasa, artis papan atas, politikus, atlet yang notabene lebih peduli pada kesehatan! Sehingga, di Australia, Amerika, Eropa, China, dan benua lainnya menerapkan peraturan ketat terhadap konsumsi alkohol. Bab IV akan mengisahkan berbagai kisah menarik tentang peminum alkohol di berbagai belahan bumi.

Walau alkohol belum menjadi momok bagi mayoritas masyarakat Indonesia, sudah saatnya orangtua membagi pengetahuan kepada seluruh anggota keluarga tentang alkohol, terutama menyangkut bahayanya. Untuk itu, bagian kelima buku ini disampaikan secara rinci, bahaya dan dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan sosial. Bahaya dan ancaman bagi kesehatan tubuh dilengkapi dengan hasil penelitian ilmiah akibat mengkonsumci alkohol. Sebagai pelengkap, kami juga menuliskan berbagai penelitian dan percobaan di laboratorium dari para ahli kedokteran yang menemukan banyak hal baru tentang bahaya alkohol.

Keluarga perlu jeli melihat gejala alkoholisme untuk dapat mencegah dan menyembuhkannya. Mengatasi alkoholisme bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara medis dan psikologis. Pengatasan secara medis meliputi : pencegahan dan pengatasan gejala putus alkohol (withdrawal syndrome), detoksifikasi dan penghentian minum alkohol, dan terapi menggunakan obat-obatan untuk mengatasi ketergantungan alkohol. Sedangkan pengatasan secara psikologis meliputi metode CORE (Commit, Objectify, Respond, Enjoy), Cold Turkey (penghentian tiba-tiba karena motivasi diri), metode ala Alcoholic Anonymous (AA), dan MC2. Kami yakin pembaca akan dapat mengambil pelajaran dari cara-cara pencegahan dan pengatasan kecanduan alkohol ini.

Selamat membaca!

2 komentar: